Belajar dari Ukasyah

Bismillahirrahmaanirrahiim...


Assalamu'alaykum warahmatullah wabarakatuh Akhwaatifillah, kaifa halukunna?


Hmmm, pada kesempatan ini, saya ingin berbagi pengalaman tentang seorang anak kecil yang saya temui beberapa waktu lalu. Sebenarnya tulisan ini sudah saya muat di blog lama saya, tapi saya pikir agar tidak terbengkalai tidak ada salahnya kalau saya post disini. Baiklah, tanpa panjang lebar silakan bagi yang mau menikmati bacaan ini. Ukasyah, begitulah nama anak ini...



Sore itu, seperti biasanya, kami mendatangi rumah salah seorang ummahat untuk suatu keperluan. Sesaat sebelum sampai, kami melihat di rumah ummahat tersebut kedatangan tamu, jadilah kami menunggu di luar. Cukup lama kami menunggu hingga akhirnya keluarlah anak sulung ummahat tersebut. Aku memanggil-manggil anak itu, tapi ia malah pergi begitu saja tanpa menoleh sedikitpun. Aku dan teman-temanku bingung dibuatnya, aku pikir mungkin anak itu tidak mendengar. Kuulangi memanggilnya sekali lagi, tapi seperti yang pertama aku tetap diabaikan, malah ia langsung masuk kerumahnya (Astaghfirullah). Semakin heran saja kami dibuatnya. Akan tetapi,  apa yang terjadi? bBeberapa saat kemudian ia keluar rumah. Dia ternyata memberi tahu ibunya kalau kami sudah datang. Setelah itu, ia mendatangi kami dan memberi tahu, " kata ummi sebentar." 
Sekali lagi, ia mengatakan itu tanpa menoleh kepada kami sedikitpun.

Aku bukan main tercengangnya dengan apa yang baru saja kualami. Terlintas dipikiranku, apakah anak sekecil ini sudah mengerti bagaimana menundukan pandangan kepada nonmahrom?

Tidak itu saja, sesampainya kami dirumahnya, ia langsung menutup tirai yang ada di dekatnya. Tambah heran sekaligus kagum kami dibuatnya. Penasaran, akhirnya kutanyakan pada ibunya tentang perilaku anaknya tersebut.


Aku: Umm, ana mau tanya. Ukasyah itu sudah mengerti menundukan pandangan?
Ummu Ukasyah: Kenapa memang? sambil senyum-senyum
Kuceritakanlah apa yang tadi menimpa kami,ibunya pun memberitahukan kepada kami apa sebenarnya yang terjadi. 


Ummu Ukasyah: Kalo mengerti secara yang sebenarnya (hukum) belum, tapi dia tahu adab-adab bergaul dengan membaca kisah-kisah para shohabat. Dia juga sering tanya-tanya. Kadang, kalo ada akhwat yang berjilbab lebar atau bercadar yang ngobrol di jalan dengan laki-laki dia suka protes, akhwat kok begitu, padahal mungkin akhat tsb bicara dengan saudara atau suaminya. Tapi kalau lihat akhwat ga pake jilbab atau cuma nempel aja dia ga protes. Pernah dia bilang: Ummi, tadi kakak kan main sama akhwat. kan malu ya Mi?. atau kalo lagi jalan sama ayahnya dia suka dipanggil2 sama teman-teman perempuannya dia cuma bilang, hush haya' tahu, haya'. Ayahnya cuma ngeledekin aja.

Subhanalloh, kami lagi-lagi kagum dibuatnya. Anak sekecil itu yang usianya tahun ini (2010) baru akan memasuki bangku sekolah dasar sudah tahu bagaimana adab bergaul dengan lawan enis. Tapi, kita yang sudah seringkali mendengar kajian-kajian masih saja "lupa" untuk menanamkannya. Ukasyah, sikapmu kembali menyadarkan kelalaian kami.
Wallohu'alam



Sekian postingan hari ini, semoga bisa menjadi pengingat bagi kita semua.


Wassalamu'alaykum warahmatullah wabarakatuh
BaarakAllahu fiikunna




Best regards,
Green Khansa

0 komentar:

Post a Comment